Sabtu di Lautan
ketika tersadar terbakar matahari dan lautan gelisah di sisi
tak ada ketenangan, gulungan ombak mengamuk-menghempas
pecah juga mendung
itu, hujan menggenangi perahu
angin laut menyentuh dan menyeret ia keluar dari amukan
pulau terlihat,
pantai, elang, bunga-bunga, dan keharuan
pada nyiur yang melambai merayu, dihentikannya
perahu
mereda juga
ketegangan, dan terlelap lagi penumpang itu
mengarungi laut
sendirian dan jauh dari kampung halaman
terdampar
dan terasing, sedang terusirkah penumpang itu
rumah yang jauh tak
henti terkenang, terus bersarang rindu
mendendam
pulang untuk temui cinta yang menghilang
seperti di sabtu
itu saat ombak mengamuk-menghempas
tersadar sang
penumpang itu, tak ada lagi
pulau dan bunga
hanya perahu, ia menangis dan tertawa sekeras-kerasnya
hanya perahu, ia menangis dan tertawa sekeras-kerasnya
Pekanbaru,
19 Januari 2017
Komentar
Posting Komentar